Friday, September 30, 2011

8 Tanda Bahwa Kamu Sudah Mulai Tua


8. Sering meregang punggung dan pinggang
Melakukan aktivitas duduk terlalu lama terkadang menyebabkan rasa pegal di pinggang dan punggung sehingga secara tidak sadar kamu akan mengangkat kedua tangan, melipatnya, lalu mendorong sejajar ke kiri danke kanan secara bergantian. Apalagi kalau punggung atau pinggang sampai berbunyi -plot-, rasa pegal akan hilang dengan sendirinya.
7. Membayar pajak
Pemerintah sudah mensosialisakan untuk membayar pajak pendapatan setiap harinya. Hanya anak kecil yang tidak bayar pajak. Ya, kan?
6. Malam Minggu tinggal di rumah
Sudah mulai bosan hang-out dan kongkow dengan teman-teman di malam Minggu? Memilih menonton TV atau DVD saja? Tanya kenapa?
5. Memilih program Berita sebagai tontonan/bacaan favorit.
Kalau dulu masih suka mengikuti perkembangan kisah hidup celebrities, sekarang malah memilih untuk menonton atau membaca berita.
4. Beranjak tidur sebelum tengah malam
Tiba-tiba kamu sudah merasa bosan untuk chating sampai subuh dan memilih mematikan Hp dan berangkat ke tempat tidur lebih cepat karena besok harus kerja.
3. Mulai menyukai tanaman rumah
Kalau dulu cuek banget melihat rumput liar tumbuh di halaman, sekarang mulai menyukai kegiatan berkebun dan merasa bertanggung jawab atas kehidupan tanaman hias.
2. Banyak mengkoleksi makanan sehat di lemari es
Setiap kali belanja mingguan, tidak pernah lagi membeli yang namanya bir atau minuman beralkohol lainnya. Diganti dengan sayuran dan buah-buahan.
1. Rambut mulai tumbuh uban
Jangan kaget jika kamu menemukan sehelai atau beberapa rambut albino di antara rambut hitam. Itu proses alamiah yang bisa mengingatkan kamu bahwa kamu sudah mulai beranjak tua.
Tapi jangan salah! Tua bukan berarti lemah. Malah banyak yang bilang semakin tua semakin matang

Ternyata Sering Bercinta Buat Wanita Jarang Sakit




Kita semua tahu, hubungan seks bisa memberi beberapa dampak positif bagi kesehatan tubuh. Menyehatkan jantung serta menghilangkan stres, adalah dua di antara banyak manfaat yang didapat dengan bercinta.

Tapi seks juga memberi manfaat khusus bagi kesehatan wanita. Hasil studi dalam The Journal of Sexual Medicine yang dilansir Askmen mengungkapkan, wanita yang bercinta kurang dari dua kali sebulan, lebih sering sakit dibandingkan mereka yang mendapat orgasme secara teratur.

Hasil penelitian ini pun diperkuat dengan studi yang dilakukan para peneliti dari Women's Health Program di Monash University, Australia. Mereka menemukan bahwa wanita yang mencapai klimaks setiap kali bercinta punya lebih banyak energi, jarang sakit, kesehatan mental lebih baik dan fisik yang lebih menarik.

Namun perlu digarisbawahi, efek positif ini hanya terjadi pada wanita yang berhasil mencapai klimaks saat bercinta. Penelitian tersebut menjelaskan, meskipun telah rutin bercinta namun jarang mendapatkan orgasme, pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap peningkatan kesehatan wanita.

Orgasme, memang bukan sesuatu yang mudah didapat setiap pasangan yang bercinta. Momen itu terkadang tidak bisa diprediksi. Orgasme bisa datang dengan cepat, namun bisa juga butuh waktu lama. Secara ilmiah, idealnya orgasme bisa didapatkan 7-13 menit setelah penetrasi seks. Tapi jika Anda termasuk wanita yang sulit mencapai orgasme saat berhubungan intim dengan suami, ada beberapa cara untuk mengatasinya.

1. Rileks
Kebanyakan wanita merasa tegang saat bercinta. Padahal jika otot dan tubuh kita menegang, akan menyulitkan Anda mencapai klimaks. Seperti dikutip dari The Sun, penelitian di Belanda menemukan bahwa wanita hanya bisa mencapai klimaks saat tidak ada kekhawatiran dalam dirinya.

Cobalah tenangkan diri dulu beberapa menit sebelum bercinta. Tarik napas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, bisa membantu Anda lebih rileks. Jangan pikirkan hal-hal yang malah membuat Anda stres.

2. Foreplay
Foreplay merupakan tahapan yang tak kalah penting dari kegiatan bercinta itu sendiri. Dilansir askdanandjennifer, foreplay adalah salah satu cara ampuh untuk mendapatkan orgasme dengan cepat.

Melakukan penetrasi saat Anda belum 100% merasa bergairah bisa membuat Anda semakin sulit orgasme. Ada banyak teknik foreplay yang bisa dilakukan, salah satu yang paling efektif adalah lewat stimulasi klitoris. Menurut pakar seks, 95% wanita mencapai klimaks setelah mendapat stimulasi klitoris.

3. Variasikan Jadwal Bercinta
Bercinta setelah seharian bekerja dan mengurus anak serta suami, kemungkinan besar jika Anda melakukan hal itu yang akan terjadi adalah sulitnya mencapai orgasme. Kelelahan adalah salah satu faktor yang paling disebut sebagai pembunuh gairah.

Jadi ketimbang bercinta di malam hari setelah Anda lelah seharian bekerja, kenapa tidak mencoba jadwal baru. Tidak ada salahnya melakukan seks kilat dengan pasangan di pagi hari. Saat bangun pagi, tubuh biasanya sudah lebih rileks. Kegiatan tersebut tak hanya jadi pengalaman baru, tapi Anda pun bisa mendapatkan senyum cerah sepanjang hari karena seks terbukti sebagai salah satu cara melepas hormon oksitosin (hormon kebahagiaan).

4. Tentukan Batas Kenikmatan Bercinta
Bercinta karena ingin segera merasakan orgasme terkadang membuat wanita tak sabar. Padahal batas kenikmatan tiap-tiap orang berbeda. Temukan batas kenikmatan Anda sendiri, sehingga Anda bisa mempersiapkan diri untuk mencapai orgasme itu secara maksimal.

5. Senam kegel
Elastisitas Miss V akan berkurang seiring berjalannya waktu. Agar otot di sekitar vagina tidak kendur, tak ada salahnya untuk melakukan senam kegel secara rutin. Otot kencang di sekitar Miss V akan membuat Anda lebih mudah mencapai orgasme.





sumber

Sejarah Pahit Indonesia yang Disembunyikan Buku Sejarah



AGRESI MILITER BELANDA S/D G30S (1945-1967)

Tidak banyak literatur yang mengulas tentang partisipasi Amerika Serikat pada salah satu masa paling kelam dalam sejarah Indonesia, yakni pada medio 1945-1949 saat Agresi Belanda. Pentingnya peran Paman Sam dalam terselenggaranya invasi militer yang dilakukan kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, telah banyak disertakan dalam jurnal dan tesis sejarawan, salah satunya H.W. van den Doel, sejarawan Belanda mumpuni yang menyertakan kebijakan luar negeri AS sebagai salah satu variabel signifikan dalam dinamika invasi militer Belanda di tanah air.

Dukungan Whasington Untuk Kolonialisme Belanda

Dalam studinya, H.W. van den Doel juga menyebutkan bahwa dukungan Washington terhadap praktek kolonialisme Belanda di kepulauan Indonesia telah jauh dicanangkan dari awal tahun 1920, dan masih belum berubah pada pasca PDII, tak tergoyahkan oleh sentimen anti-kolonialisme yang mulai menjadi wacana mengemuka di peradaban barat. Prinsip paling fundamental dari kebijakan luar negeri Amerika yang lebih tinggi dari ‘Sepuluh Perintah Tuhan’, adalah perjuangan suci untuk melindungi kepentingan AS dan kroni-kroninya di muka bumi. Adalah absurd untuk mengasumsikan proses kolonialisasi Belanda di Indonesia dapat berlangsung dengan lancar apabila bertolak-belakang dengan visi geopolitik Washington. Dengan kata lain, kolonialisme Belanda pra dan pasca kemerdekaan di tanah air sudah sejalan dan harmoni dengan kebijakan luar negeri Paman Sam.

Situasi pasca PDII, memasuki era Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet adalah faktor utama yang melebarkan jurang perbedaan visi kebijakan luar negeri Amerika dengan gerakan anti-kolonial di Asia Tenggara. Setelah Presiden Sukarno memohonkan dukungan ke Washington pada Oktober 1945, Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia bertemu dengan Harry Truman pada bulan Desember tahun yang sama untuk kembali memohon bantuan.

Keadaan yang belum disadari para pemimpin muda Republik Indonesia pada saat itu adalah situasi politik di arena Eropa pasca PDII yang mulai direpotkan oleh kehadiran musuh baru, yakni partai-partai komunis yang mulai merebak di Prancis, Itali, Inggris dan Belanda, yang mengancam kepentingan para pemodal dan pertumbuhan kapitalisme di Eropa. Karena ini, kebijakan luar negeri administrasi Truman tidak mungkin mendukung gerakan nasionalis anti-kolonialisme di wilayah koloni Eropa, yang beresiko untuk memiliki dampak langsung terhadap dinamika politik dan ekonomi di Eropa. Analisa geopolitik dari Departemen Perencanaan Kebijakan AS saat itu menilai, bahwa lebih ‘aman’ untuk mendukung kolonialis Belanda daripada mendukung revolusi politik dan gerakan nasionalis anti-kolonialisme yang sulit ditebak arahnya (1). Paman Sam memutuskan untuk mendukung penuh agresi militer sekutunya Belanda meskipun telah mengumumkan posisi netral dalam konflik tersebut.

Usaha Pemulihan Ekonomi Eropa Setelah PD II

Belanda sendiri, sebagai sekutu yang telah membuktikan kesetiannya kepada Amerika selama PDII, diberikan dukungan penuh atas legitimasi kolonialisasi di Hindia Belanda(2), melalui bantuan finansial Marshall Plan (semacam IMF untuk negara-negara Eropa yang terkena imbas PDII), salah-satu butirnya menyebutkan agar Belanda menggunakan pinjaman Marshall Plan untuk membangun kembali perdagangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Hindia Belanda (Indonesia). Indonesia menjadi satu-satunya negara koloni Eropa yang tercantum sebagai butir dalam perjanjian bantuan Marshall Plan, dan dengan ini Belanda menjadi satu-satunya negara yang mendapat dukungan tertulis dari Amerika sehubungan dengan klaim atas koloninya di wilayah Asia Afrika. Adalah penyertaan Indonesia dalam Marshall Plan ini yang melegitimasi Den Haag untuk melakukan embargo ekonomi terhadap negara kedaulatan Republik Indonesia.

Amerika Mempersenjatai Belanda Untuk Agresi militer

Washington juga memberikan restu kepada militer Belanda untuk menggunakan peralatan tempur AS dalam status pinjaman, yang menambah secara signifikan ranpur Belanda pada agresi militer pasca kemerdekaan. Pada musim gugur 1945, Sekretaris Negara AS George C. Marshall memerintahkan untuk mencabut seluruh identitas militer AS yang menempel pada peralatan dan kendaraan tempur (termasuk pesawat P-47 Thunderbolt, tank Sherman dan Stuart) yang akan digunakan oleh pasukan SEAC (South East Asia Command) Lord Louis Mountbatten untuk membantu Belanda membombardir Surabaya pada 10 November 1945. Pada 30 November 1946, pemerintah AS secara gratis meminjamkan kepada militer Belanda (melalui melalui program pinjaman ranpur) 118 pesawat terdiri dari pembom B-25, pesawat tempur P-40 dan P-51 Mustang, 45 unit tank Stuart, 459 jip militer, 170 unit artileri, dan persenjataan infantri dalam jumlah yang sangat besar untuk digunakan untuk ‘menjinakan’ Hindia Belanda. Truk pengangkut militer dalam jumlah besar, dan logistik dari arena perang pasifik pun diserahkan oleh Paman Sam kepada Belanda. Militer Belanda juga diberikan fasilitas untuk melakukan pembelian 65.000 ton logistik militer non-amunisi (3).
Amerika juga memberikan restu kepada Pemerintah Belanda untuk mengalokasikan pinjaman sebesar US$ 26.000.000 yang diberikan oleh Dinas Administrasi Aset Perang AS (WAA) pada Oktober 1947 untuk membeli senjata dan amunisi demi mendukung kelangsungan kampanye militernya di Hindia Belanda. Sampai Desember 1948, Amerika masih memboikot keanggotaan Republik Indonesia dalam Komisi Ekonomi PBB untuk Asia Timur Jauh (ECAFE), hal yang kemudian menjadi “lampu hijau” bagi Belanda untuk melancarkan Agresi Militer Jilid II dengan melakukan serangan kejutan ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948 (4). Boleh dibilang, agresi militer Belanda pasca kemerdekaan tidak akan dapat terwujud tanpa bantuan langsung dan restu dari Washington (5).

Pada 17 Desember 1948, Direktur dari Departemen Perencanaan Kebijakan George F. Kennan berkata, “Salah satu variabel krusial dalam perjuangan Washington melawan Kremlin adalah masalah Indonesia.” Kennan memberikan masukan kepada Sekretaris Negara George C. Marshall, bahwa salah satu elemen vital bagi upaya pelestarian kepentingan AS di Asia dalam situasi Perang Dingin, adalah penciptaan “Indonesia yang ramah kepada Amerika” secepat mungkin. Siapapun yang menguasai kepulauan Indonesia, apakah itu pemerintahan kolonial Belanda, atau pemerintah Republik Indonesia, tidak boleh dibiarkan untuk membuka pintunya kepada komunisme (6).

Kiprah Komunis Yang Semakin Menguat

Eskalasi situasi politik antara Washington dan Kremlin mulai memasuki babak baru sejak akhir tahun 1947 dengan tingkat ketegangan yang berpotensi berkembang dari Perang Dingin menjadi Perang Panas. Namun baru pada pertengahan tahun 1949, Washington dipaksa untuk meninjau ulang seluruh kebijakan luar negeri termasuk masalah kolonialisme di Indonesia dan Vietnam, dipicu oleh keberhasilan Uni Soviet dalam uji coba peledakan bom atom pertamanya. Kemenangan revolusi komunis Mao Zedong yang mengalahkan pasukan nasonalis Chiang Kai Sek makin membuat Washington seperti kebakaran jenggot, yang berpuncak pada perumusan ulang seluruh kebijakan luar negeri AS di Asia, dan penerbitan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.68 (NSC 68), yang diciptakan untuk menselaraskan sikap PBB menyesuaikan dengan strategi global baru dari Washington (7).

Namun yang tak diduga memiliki imbas positif dan berdampak langsung pada perjuangan anti-kolonialisme, adalah kegagalan Belanda menaklukan Indonesia pada agresi militer jilid II-nya yang dieksekusi dengan kekuatan penuh. Kegagalan serangan militer Belanda ke pusat pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta ini, membuat Washington mulai hilang kesabaran, dan kehilangan kepercayaan pada kemampuan Belanda untuk menyelesaikan ‘pekerjaan’nya di Indonesia. Para analis dan pengambil keputusan di Washington mulai berhitung dan mengkaji ulang dukungan Paman Sam pada kampanye militer Belanda yang mahal di Timur Jauh.

Momen yang juga menjadi titik balik krusial yang mempengaruhi dukungan Washington kepada agresi militer Belanda yang dinilai bertele-tele, adalah kejadian pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) di kota Madiun pada 18 September 1948. Soekarno yang dengan segera mengutuk percobaan coup d’état (kudeta) tersebut, serta merta memberikan pernyataan yang sangat keras melalui radio, “Bangsa Indonesia harus memilih! Saya, atau Musso??” (pemimpin pemberontakan PKI di Madiun). Di mata para pengambil kebijakan di Washington, ini adalah suatu bentuk demonstrasi keberpihakan dari para pemimpin Republik Indonesia, dan berpotensi merobah orientasi kebijakan luar negeri AS terhadap konflik Belanda-Indonesia (8). Di pihak lain, rengekan Den Haag yang terus-menerus meminta dukungan tanpa disertai progres yang signifikan mulai menyebalkan terdengar di telinga.

Amerika Serikat Melakukan "Penghianatan" Pada Belanda

Kegagalan agresi militer Belanda jilid II, dan posisi Soekarno terhadap komunisme, sudah cukup bagi George Kennan dan Departemen Perencanaan Kebijakan AS untuk memberikan penilaian akhir yang akan mengakhiri keruwetan di Hindia Belanda, yakni: adalah lebih murah dan ekonomis bagi Amerika untuk mendukung kemerdekaan Indonesia, daripada memberikan dukungan finansial dan ranpur kepada militer Belanda yang ‘memble’ (9). Dan konsekuensi dari keputusan ini adalah perubahan sikap Amerika yang drastis di forum Dewan Keamanan PBB pada 27 Desember 1949, ketika delegasi Amerika dengan terbuka meminta Belanda untuk menyerahkan kepulauan Indonesia kepada pemerintahan Soekarno (10). Kennan yakin bahwa Perang Dingin akan lebih mudah dimenangkan menggunakan senjata ekonomi dari pada militer. Maka, konflik yang berkepanjangan akan mengganggu hegemoni Kubu Barat di wilayah Timur Jauh, dan proses perdamaian harus segera di-instalasi untuk segera menciptakan “Indonesia yang ramah kepada Amerika”, dan memulai proses eksploitasi sumber daya alam dan manusia (11).

Gelombang demi gelombang kritik, protes, dan ratapan dilayangkan oleh Belanda dalam kefrustrasian oleh pengkhianatan sang ‘abang’, namun kesempatan tidak akan diberikan Amerika untuk ketiga kalinya. Keputusan bulat Paman Sam dibuktikan ketika Duta Besar Amerika untuk PBB Phillip Jessup bersama delegasi AS memberikan suara untuk sanksi kepada Belanda oleh Dewan Keamanan PBB (12). Pemberian sanksi ini telah membuat Belanda menjadi lelucon di Komite Bangsa-Bangsa Dunia di PBB. Bahkan budayawan Belanda Cees Fasseur mengilustrasikan upaya militer untuk memperpanjang gelar ‘induk semang’ di Hindia Belanda sebagai suatu dagelan, dan hanya Amerika yang bisa menarik mereka keluar dari tragedi yang memalukan ini (13).

Non-Blok Mengecewakan Amerika
Namun apa daya, dukungan Paman Sam kepada kemerdekaan Indonesia dengan harapan dapat mendirikan pos kekuatan baru yang akan membantu meredam gelombang komunisme di Asia, punah sudah dengan kebijakan luar negeri revolusioner ‘non blok’ Soekarno-Hatta yang mengejar posisi netral di peta politik dunia. Sedikit mereka sadari, bahwa fundamen prinsip dari Washington adalah “Siapapun yang tidak bersama kita, berarti mereka lawan kita”. Kekecewaan semakin memuncak ketika Soekarno menerbitkan kebijakan yang merangkul komunisme pada September 1950, dengan alasan harmoni sosial dan stabilitas politik. Diperparah dengan semakin besarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia di kancah politik yang dibiarkan oleh Soekarno. Ini diterjemahkan sebagai tindak pengkhianatan oleh Washington, dan memposisikan Indonesia sebagai target dari kebijakan politik agresif (14).

Black Ops Cikal Bakal Gerakan G30S PKI

Pada sebuah dokumentasi yang berjudul FRUS (Foreign Relations of the United States) Jilid ke-26 yang diterbitkan pada Juli 2001, sebuah pembahasan mendetail mengenai hubungan politik Amerika dengan Indonesia, Malaysia, Singapur dan Filipina pada medio tahun 1964-1968. Administrasi Lyndon Johnson memberikan perintah kepada CIA untuk melancarkan operasi rahasia dengan kode sandi‘Black Ops’, yang juga dikenal dengan sebutan ‘Operasi Hitam’. Black Ops adalah Joint Operation (operasi gabungan) antara Pentagon dan CIA, yang memiliki tugas paling vital dan strategis dalam hierarki intelijen di Amerika, dengan misi-misi yang diembankan antara lain: pembunuhan kepala negara, mengorkestrasi kudeta, mengatur pemilihan umum, propaganda dan perang intelijen, semua dengan satu tujuan: yakni untuk pelestarian kepentingan Amerika dan kroni-kroninya di dalam maupun luar negeri.


Tugas yang diemban Black Ops kali ini adalah untuk menggulingkan Soekarno melalui kudeta militer yang dieksekusi pada 30 September 1965 yang diberi kode 'GESTAPU' (Gerakan September Tiga Puluh). Washington disebutkan melakukan transfer dana sebesar 1.100.000 dollar Amerika ke beberapa petinggi militer TNI AD untuk mengkoordinir operasi paramiliter melakukan eksekusi berdarah, yang belakangan disebut sebagai “pasukan penjagal” oleh surat kabar International Herald Tribune (15). Pada 2 Desember 1965, Duta Besar Amerika Serikat Marshall Green memberikan daftar seluruh anggota aktif PKI yang dikompilasi oleh CIA kepada koordinator keamanan darurat militer. Alhasil, 100.000 sampai 1.000.000 orang diperkirakan tewas oleh kudeta berdarah yang menjelma menjadi propaganda rezim Orde Baru untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Pada 15 April 1966, sebuah kawat diplomatik Duta Besar Marshall ke Washington, “keterlibatan kita sangatlah minimal sebagaimana layaknya operasi Black Ops yang sudah-sudah.”

Dimulainya Cengkraman Amerika Atas Kekayaan Pertiwi

Agenda pertama yang dilakukan oleh Soeharto sebagai PJS Presiden Republik Indonesia adalah menerbitkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 yang secara praktis menggelar karpet merah dengan memberikan kuasa pertambangan kepada Freeport yang akan mengangkut kandungan emas terbesar di dunia keluar dari Indonesia menyisakan sedikit saja bagi anak bangsa, perusahaan minyak Mobil Oil, Exxon dan Chevron (dulu masih bernama Stanvac dan Vico yang merupakan anak-anak perusahaan Standard Oil milik Rockefeller) untuk menguasai blok-blok minyak Cepu, Natuna, Aceh, Papua (secara praktis seluruh ladang minyak di tanah air), dengan kontrak mati yang selalu diperbaharui setiap tahun. Agenda politik dari kedatangan Obama ke tanah air baru-baru ini adalah untuk menekan administrasi SBY untuk melancarkan re-negosiasi di Blok minyak Cepu yang sempat alot karena kehadiran rival RRC, dan oleh beberapa nasionalis tanah air yang tobat nasuha.

SUMBER:

  1. "Foreign Relations of the United States (Sutan Sjahrir to Harry Truman 1945) FRUS volume 6; "Shared Hopes - Separate Fears. 50 Years of US - Indonesian Relations" (Boulder CO), Paul F. Gardner
  2. "Robert Lovett to Frank Graham 31 December 1947" FRUS volume 6
  3. "Army Surplus Property Disposal" (Lacey to Graham) 13 October 1947, RG59, PSA, Box No.4,NARA; "American Military Assistance to the Netherlands during Indonesian Struggle for Independence 1945-1949" (Mededelingen van de Sectie Militaire Geschiedenis) volume 8, Gerlof D. Homan
  4. "Australia and Indonesia's Independence" volume 2; "The Renville Agreement Documents 1948" (Canberra), Phillip Dorling and David Lee
  5. "Marshall Aid as a Catalyst in the Decolonization of Indonesia 1947-1949"; "Journal of Southeast Asian Studies No.2", Pierre van der Eng; "The United States and the Anti-Colonial Revolutions in Southeast Asia", George McTuman Kahinl "The Origins of the Cold War in Asia" (New York), Yonosuke Nagai and Akira Iriye
  6. "Oral Communication from Kennan to Marshall and Lovett on 17 December 1948" (Records of the Policy Planning Staff 1947-1953), labelled "Indonesia" RG59, Box no.18, NARA
  7. "The Cold War on the Periphery. The United States, India and Pakistan" (New York), Robert J. McMahon
  8. "American Diplomacy", Schulzinger
  9. "Subversion as Foreign Policy. The Secret Eisenhower, and Dulles Debacle in Indonesia" (New York) Audrey R. Kahin
  10. "The United States and the Struggle for Southeast Asia 1945-1975" (Westport, London), Alan J. Levine
  11. "Den Haag Antwoordt Niet", Van Vredenburch
  12. "Acheson, His Advisors, and China 1949-1950", Cohen
  13. "Afscheid van Indie: de val van het Nederlandse imperium in Azie" (Amsterdam), H.W. van den Doel
  14. "US Tries to Call Black Account on Indonesian Killings" (International Herald Tribune 30 July 2001), George Lardner Jr.; "Role of CIA in the coup of 30 September 1965" FRUS volume 26 (2001)
  15. http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-173049.html?s=0cb4db167b8a408d747dcbb44e2c28b1

Inilah 7 Media Sosial yang Bikin Kita Makin Proffesional


1. Kaskus

Kaskus merupakan Forum Internet terbesar di Indonesia dan nomor 2 di Dunia. Selain sebagai tempat diskusi dan menulis sebuah artikel. Kaskus juga memudahkan seseorang untuk melakukan jual-beli online di bagian forum jual-belinya. Pembayarannya bisa dilakukan dengan KasPay (Sistem Pembayaran Ala Kaskus).
2. Adsense-ID (Adsense Indonesia)

Adsense-ID merupakan forum internet nomor dua di Indonesia setelah Kaskus. Di forum ini sama seperti Digital Point. Forum ini merupakan tempat berkumpulnya para pebisnis online dari Indonesia yang membahas tentang Dunia Bisnis Online, Affiliate Marketing, Pay Per Review dan hal-hal yang berkaitan dengan Bisnis Online.
3. Digital Point

Digital Point merupakan forum terbesar di dunia dimana di forum ini berkumpul para blogger proffesional dan para webmaster untuk menyelesaikan masalah dan saling berbincang dan juga tempat para netter proffesional untuk membagikan ilmunya yang berkaitan dengan Bisnis Online. Jadi jika anda ingin menjadi blogger proffesional gabung kesini.
4. LinkedIn

Linkedin merupakan jejaring sosial bagi kaum proffesional. Di jejaring sosial ini memudahkan kita untuk mencari pekerjaan, membuka lowongan kerja, dan mencari mitar bisnis (teman untuk berbisnis).
5. Twitter

Microblogging ini merupakan tempat yang sangat nyaman bagi para Artis, Musisi, Pengusaha, Tokoh Politik, dan Jurnalis. Twitter juga mampu menambah kecerdasan seseorang karena dituntut untuk menyelesaikan suatu masalah, memberikan sebuah solusi dan juga mengikuti sebuah kuis dengan cara menjawab sebuah pertanyaan dari akun yang kita follow.
6. YouTube

YouTube merupakan video sharing paling populer di dunia selain Yahoo! Video, dan Aol Video. YouTube memudahkan seseorang untuk menjadi seorang musisi yang sukses dengan cara mengupload video musik kita ke youtube. Sebagai contoh musisi yang berhasil meraih kesuksesan dengan youtube, yaitu: Justin Bieber, Lady Gaga, Sinta-Jojo, dan masih banyak lagi.
7. Badoo

Selain jejaring sosial, Badoo juga merupakan situs kencan online yang sangat proffesional. Jadi selain berkomunikasi, mengupload foto dan video, membagikan link di badoo juga kita bisa mencari jodoh / teman kencan.


Inilah Bath Tub yang Terbuat Dari Emas



Emas memang melambangkan kemewahan dan banyak digunakan untuk menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Begitu pula dengan item yang kali ini bisa Anda miliki, bath tub emas.

Perhiasan dari emas mungkin banyak yang memiliki, tapi bagaimana kalau bath tub yang digunakan untuk mandi terbuat dari emas? 

Saat ini, tampaknya uang bukan menjadi kendali bagi orang-orang "the have". Apapun bisa dibeli, ingin sesuatu  dapat diwujudkan. Terbukti, kini hadir bath tub yang semua materialnya terbuat dari emas.

Karena saat ini kamar mandi telah berubah fungsi, tak hanya sebagai tempat untuk membersihkan diri, maka kebutuhan kamar mandi mewah semakin berkembang. 

Di masa mendatang, Anda dapat melihat segala kemudahan saat membersihkan diri di kamar mandi. Ketika hanya perlu menyalakan keran untuk mandi, menyiram toilet secara manual, atau mandi di balik tirai plastik. 

Anda akan dapat mengirim sinyal dari ponsel pintar untuk mengisi bak mandi, sehingga sudah siap saat pulang bekerja. Atau hanya perlu menekan remote seperti saat Anda bermalas-malasan di tempat tidur. Anda bisa menikmati guyuran shower dengan suhu yang tepat, bahkan sebelum Anda melakukan perawatan spa. 

Dan satu kamar mandi keluarga tidak lagi cukup. Menurut pengamat properti, sebanyak kamar tidur yang Anda miliki, kamar mandi juga butuh ruang yang banyak.

Kamar mandi tidak lagi hanya sekadar fungsional, namun ruang yang satu ini telah menjadi sebuah tempat di mana seseorang ingin menemukan kedamaian dan relaksasi. Tak heran jika produsen menciptakan bath tub emas yang memang didesain untuk mewujudkannya.

Jadi, jika kata mewah yang Anda cari, kenapa tidak melengkapi kamar mandi dengan aksesori bling-bling ini. 



sumber