Tuesday, November 22, 2011

Fenomena Mahasiswi Beijing Jual Sel Telur di Black Market


alt
Agen sel telur (Ovum) China mencari perempuan muda postur tinggi, penampilan menarik, dan berkulit alami. Premi dibayar untuk siswa terbaik universitas,

Agen sel telur China mencari perempuan muda setidaknya berpostur tinggi, penampilan menarik, dan berkulit alami. Gadis-gadis ini harus memiliki berbagai hobi, kepribadian menyenangkan, dan berada dalam kesehatan yang prima. Premi dibayar untuk siswa dari universitas bergengsi Peking dan Tsinghua. Diutamakan yang memiliki kelopak mata lipat-ganda.
Beijing News melukiskan adegan pertemuan terkini antara agen ovum,  klien mereka dan para penjual sel telur mereka dalam sebuah kedai kopi di lobi hotel.
Gadis-gadis muda dari Universitas top China duduk di atas sofa, sementara kliennya kebanyakan dari pasangan suami istri duduk di dekatnya. Mereka memeriksa setiap spesimen secara cermat, menandai apakah kelopak mata mereka lipatan-ganda atau lipat-tunggal, serta mengajukan pertanyaan (melalui agen mereka - tidak berbicara secara langsung dengan pen) tentang tinggi, golongan darah dan hobi.

Pada satu tahap seorang klien perempuan mengenakan jaket kulit, menggenggam tas Louis Vuitton-nya, berjalan ke arah para gadis muda dan mengambilnya satu.

Meskipun keseluruhan perusahaan tersebut ilegal, para agen menghasilkan banyak uang untuk sel telur yang telah menjadi trend di Internet China. Sebuah postingan di Renren, Facebook versi China pada 3 Agustus, dicari segera para pendonor sel telur. Postur tubuh tinggi, kelopak mata dan persyaratan lainnya. Dibayar 30.000 yuan (4,727.39 dollar AS). "Jika Anda bukan mahasiswa Universitas Peking atau Universitas Tsinghua, jangan hiraukan.”

Jaringan Sunshine Surrogacy di Beijing menyatakan untuk "membantu keluarga kurang subur di seluruh negeri, dan mahasiswa perempuan dengan kesulitan keuangan." Pendonor sel telur harus lulus pemeriksaan fisik lengkap dan berumur antara 22 dan 26 tahun. Target utamanya adalah mahasiswa. Kata seorang karyawan kepada The Epoch Times.

Seorang petugas penghubung di Pusat Surrogacy Maria mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pendonor telur utama mereka adalah mahasiswa. "Semakin bergengsi universitas asal mereka, semakin tinggi pula harga sel telur mereka," kata petugas itu.

Wang Chao (nama samaran), yang telah bekerja untuk donasi sel telur dan lembaga surrogacy selama delapan tahun, mengatakan kepada Harian Beijing bahwa di tempat kerjanya, pelanggan biasanya membayar agen antara 50.000 dan 100.000 yuan (7,878.98 sampai 15,748.23 dollar AS), sementara pendonor sel telur hanya mendapat sekitar 5.000 yuan (787,34 dollar AS) sebagai kompensasi.

Karena beroperasi secara ilegal, rumah sakit, dokter, perawat dan lain-lain yang terlibat juga harus dibayar. "Saya mendengar dokter yang bekerja disini bisa mendapatkan beberapa juta yuan per tahun," kata Wang. Para agen memanggil pendonor sel telur ‘sukarelawan’ dan hanya memberi imbalan untuk ‘biaya gizi’ mereka. Kontrak tidak ditandatangani. Kata laporan itu.

Wang mengklaim bahwa ada beberapa ratus lembaga yang terlibat dalam sumbangan sel telur dan surrogacy di China daratan, dengan perkiraan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang. Dia mengatakan bahwa saat ini lebih dari 10 persen wanita di China tidak subur, sehingga ada permintaan yang besar untuk sel telur, "tetapi hukum di China tidak memungkinkan untuk memperoleh pendonor sel telur"

Li Qing (20 tahun) mahasiswa di Beijing. Dia menyumbangkan telur melalui sebuah agen pada awal 2010. Setelah melewati pemeriksaan fisik ia diberi satu suntikan stimulan ovarium per hari selama delapan hari berturut-turut. Dia mengikuti prosedur pengambilan telur. Li mendapat  ‘biaya gizi’ sebelum prosedur, dia mengatakan dia tidak akan memberitahu siapa pun orang di sekitarnya atas apa yang dia lakukan. Dia tidak tahu siapa yang mendapatkan sel telurnya. 

No comments:

Post a Comment