Monday, August 29, 2011

Gadis Ini Tertidur Selama Satu Bulan

Putri Tidur itulah julukan yang diberikan pada Lily Clarke (21) seorang mahasiswa asal Halesmere, Surrey, Inggris karena tertidur selama satu bulan. Seperti yang di beritakan Viva News gara-gara terlelap, ia bahkan melewatkan momentum ulang tahun dan ujian universitas.


Bukan karena hobi atau kebiasaan apalagi karena malas yang membuat gadis cantik ini mampu tidur selama 1 bulan, tapi karena sebuah penyakit yang bernama Kleine Levin Sindrom, Ia sudah berusaha keras untuk sembuh dari penyakitnya tersebut. Selama tiga tahun, tak kurang dari tujuh konsultan berbeda didatangi. Lily juga tak habis-habisnya menjalani tes medis, namun satu-satunya diagnosa yang bisa disimpulkan adalah apa yang ibunya pernah baca di Daily Mail, Februari 2010.


"Setelah saya membaca gejalanya, saya mengenali penyakit putri saya," kata ibu Lily, Adele Clarke (47) . "Sangat melegakan ketika mengetahui seseorang tahu jawaban dari pertanyaan saya."


Penyakit ini pertama di ketahui saat Lily dan keluarga nermain ski pda tahun 2007 silam, pada saat itu Lily meras badannya tidak enak dan kepalanya terasa aneh, keluarga mengiranya hanya flu biasa, lalu keluarga tersebut pergi untuk makan malam, selama makan malam Lily hanya terus tertidur tanpa menyantap makanannya, bahkan setelah pulang dia tertidur selama 25 hari dengan hamper tak makan dan minum, dia menghabiskan 23 jam sehari untuk tidur.




Karena Khawatir sang ibu pun membanya ke dokter dan dokter hanya mengatakan bahwa Lily terserang migrain sampai depresi. Setelah itu, Lily sedikit pulih, ia 'hanya' tidur selama satu sampai dua minggu. Termasuk di hari ulang tahunnya ke-18, sehingga orang tuanya terpaksa membatalkan pesta yang mereka rancang.


Dokter menduga Lily menderita migrain sampai depresi. Seorang konsultan ahli saraf bahkan mengira ia menderita 'episode depresi berulang'. Ia diberi obat antidepresan dan terapi perilaku kognitif. Namun, pengobatan itu sia-sia. Pada Juli 2008, Lily kembali Kambuh lagi. Ia hanya bangun beberapa jam sehari dan merasa ketakutan tiap kali bangun. "Tingkahnya seperti anak berusia 4 tahun, memeluk boneka Teddy-nya, menghisap jari, dan menangis, mengira ia bakal mati.


Sampai pada Februari 2010, sang ibu membaca artikel Daily Mail tentang Louisa Ball, yang menderita kelainan tidur, sindrom Kleine-Levin. lalu ia menghubungi keluarga Louisa yang menyarankan dia menemui Profesor David Nutt dari The Chelsea and Westminster Hospital. Dokter ahli itulah yang mengonfirmasi penyakit Lily. Ia juga tahu, penyakit itu tak bisa disembuhkan, namun ada sejumlah terapi yang bisa meningkatkan kualitas hidup penderita.


"Dengan bicara dengan keluarga penderita, saya tahu bahwa dalam episode tidur panjangnya, Lilu terjebak dalam horor, di mana segala sesuatu nampak membingungkan," kata dia. "Otaknya tidak dapat memproses informasi. Ketika tidur, mimpinya terasa nyata. Sebaliknya, ketika terjaga ia merasa berhalusinasi dan tidak terasa nyata. "


Kini Orang tua Lily bersama orang tua penderita lain mendirikan situswww.kls-support.org sebagai bentuk kepedulian bagi para penderita penyakit langka ini.






No comments:

Post a Comment