Thursday, February 3, 2011

Bodyguard Perempuan di Mesir

Bodyguard perempuan menjadi bisnis yang menguntungkan di negara konservatif Mesir, ketika kaum hawa dari kalangan jetset membutuhkan jasa mereka. Aktris, diva pop, putri raja, dan pengusaha wanita memilih "tukang pukul" cewek.

Pasalnya, berdekatan dengan laki-laki masih menjadi hal tabu, sesuai dengan nilai moral masyarakat setempat. Berbeda dengan negara tetangganya Libya, dimana sang pemimpin tertinggi Moamar Khadafi mempunyai kelompok bodyguard wanita yang dikenal dengan sebutan Amazon.

Para pengawal pribadi nan cantik-cantik dari Mesir itu dibekali kemampuan bela diri. Secara regular mereka berlatih aikido di sebuah gym di Kairo. Di antara sejumlah "ladyguard" itu, salah seorang adalah Dawlat al-Amine. Dibalut kostum serbahitam, gerakannya yang tangkas saat berlatih menunjukkan bahwa dia memang punya kapasitas untuk melindungi wanita Negeri Piramida yang memilih berkarir untuk mencapai ketenaran dan kesuksesan. "Saya senang dengan gagasan melindungi orang-orang penting dan mampu melindungi diri saya sendiri setiap saat," ungkap Amine.

Meski Amine, 20, mengenakan kerudung, namun tutup kepala khas muslimah tersebut tidak diwajibkan sebagai seragam untuk semua ladyguard. Menurutnya profesi perempuan pengawal pribadi telah memberinya status tersendiri di tengah masyarakat yang masih didominasi perlakuan diskriminasi oleh kaum laki-laki atau menjadi korban kekerasan.

Saat ini ada 300 ladyguard yang terdaftar dalam perusahaan tersebut. Semuanya telah dibekali latihan bela diri dan kemampuan pengawasan statis. Amani Mahmoud, ladyguard lain, mempelajari ilmu tali temali di pusat kebugaran Heliopolis tempat dimana Amine biasa berlatih. "Ini ide baru. Mengapa selalu laki-laki yang mendapat kesempatan? Saya memutuskan untuk terjun ke dunia ini (ladyguard) untuk membuktikan bahwa saya juga bisa seperti mereka dan sekarang saya sangat menikmatinya," ujarnya. "Saya bisa beraktivitas dengan bebas baik di dalam ataupun di luar kantor," tandasnya.

Wanita 21 tahun tersebut menambahkan tidak mudah membujuk keluarganya agar menyetujui keputusannya berkiprah sebagai ladyguard. "Banyak tentangan yang saya hadapi khususnya, dari ayah saya yang mengatakan "kamu tidak akan mampu melindungi dirimu sendiri. Tapi saya sudah buktikan kalau saya bisa dan saya bahkan lebih berani daripada pria," katanya.

Dia ikut rekrutmen setelah melihat iklan lowongan yang dipasang secara regular di media Mesir. Falcon mensyaratkan pelamar haruslah berusia 20-35 tahun, berpendidikan cukup, dan memiliki dasar ilmu bela diri. Mereka akan melalui tes kesehatan dan psikologi, termasuk harus lolos tes manajemen konflik.

"Kamilah yang pertama mendirikan perusahaan jasa ladyguard, karena beberapa alasan. Misalnya, wanita Mesir saat ini sudah mampu berkiprah di berbagai bidang. Mereka menjadi pengusaha, pengacara, hakim, atau bahkan petugas perkawinan," ujar Direktur Managing Falcon grup Cherif Khaled, perusahaan jasa ladyguard yang didirikan tiga tahun lalu.

Karena melayani perempuan kelas atas itulah, perusahaan juga mengajarkan bahasa pengantar internasional. "Kalau klien kami akan pergi ke luar negeri, kami harus membekali para ladyguard ini dengan Bahasa Inggris," tambah Manajer Humas Mohammed Salah.

Khaled menambahkan, meski kaum wanita sudah mampu menerobos dominasi laki-laki, dalam tradisi Mesir, mereka tetap saja memegang teguh norma yang berlaku. "Pada akhirnya, kami tetap saja bagian dari masyarakat Timur Tengah. Saat seorang wanita harus melewati pintu pemeriksaan, dia akan lebih nyaman diperiksa oleh wanita daripada laki-laki," katanya. "Kalau urusannya antara sesama wanita, semuanya akan lebih mudah," tandasnya.

Falcon grup, adalah anak perusahaan bank CIB Mesir yang menyediakan 3.800 personel keamanan untuk kepentingan pribadi dan perusahaan. Pada 2008 perusahaan tersebut membukukan keuntungan USD 2,3 juta (sekitar Rp 59,4 miliar).


Sumber : http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=154225

No comments:

Post a Comment