Wednesday, July 14, 2010

Paviliun Indonesia Di Shanghai Expo

Paviliun Indonesia Tampak Muka

Paviliun Indonesia Tampak Muka

Paviliun Indonesia memiliki luas 4000 meter persegi, terletak di zone B kawasan Expo 2010 Shanghai China. Berdampingan dengan paviliun Kerajaan Kamboja dan Brunei Darussalam. Pembangunannya secara resmi dilakukan pada tanggal 9 September 2009 dan dihadiri oleh menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Tema yang dipilih adalah Eco-diversity. Paviliun ini dirancang oleh Arsitek Budi Liem dengan mempergunakan bambu sebagai ornamen utama interior dan eksterior. Dominannya unsur bambu tadinya diharapkan menjadi daya tarik tersendiri. Plafond dan dinding paviliun bagian luar tertutup oleh bambu yang beberapa diantaranya sudah dihias. Tapi lebih banyak lagi yang terkesan apa adanyanya

Bambu tanpa finishing

Bambu tanpa finishing

Tanpa finishing yang rapih tentu mengurangi nilai estetika. Seperti diketahui bahwa Cina adalah negeri tirai bambu. Pohon bambu dengan mudah dapat di peroleh di sana. Tentu mereka mahir dalam melakukan berbagai eksplorasi dan modifikasi unsur bambu kedalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk mempergunakan mambu sebagai komponen rancang bangun gedung. Sejatinya anak negeri ini juga tidak kalah terampil mengolah bambu menjadi produk yang menarik. Andai saja saat itu ada perlombaan terbuka merancang paviliun Indonesia di Expo 2010 Shanghai, tentu hasilnya akan lebih menarik. Bandingkan dengan paviliun negara lain.

Panggung terbuka

Panggung terbuka

Berbeda dengan kebanyakan paviliun yang ada di expo, memasuki paviliun Indonesia ini pengunjung akan melewati area panggung terbuka sebelum menaiki ramp menuju lantai dua dan selanjutnya memasuki ruang pameran. Sirkulasi pengunjung yang masuk dan keluar paviliun dibuat terpisah. Beberapa acara kesenian ditampilkan di panggung terbuka yang juga adalah lantai dasar paviliun. Saat itu yang lagi menunjukan kebolehannya adalah vocal group La Dores, menyanyikan lagu daerah Tapanuli asal mereka serta beberapa lagu Cina yang cukup popular di tanah air. Sambutan meriah dari penonton yang antusias terlihat dari aplaus yang mereka berikan setiap lagu selesai di nyanyikan.

ada  sate dan lontong sayur

Kafe : ada sate dan lontong sayur

Melanjutkan perjalanan melewati ramp yang cukup panjang berlantai keramik warna merah maron, pengunjung dapat melihat kearah kiri bawah ada sebuah kafe yang menjual makanan tradisional Indonesia seperti sate dan lontong sayur. DI Sebelah kanan berjarak sekitar dua meter terdapat dinding selebar ruangan yang mulai dari lantai dasar keatas, terbuat dari keramik warna hitam bercorak. Dihiasi potongan akrilik warna putih membentuk kepulauan Nusantara dan benua lain. Di sepanjang railing pembatas terdapat beberapa pigura para sponsor berukuran 30×40. Meneruskan perjalanan di antara dua dinding yang berhias berbagai ornamen etnik Indonesia, pengunjung akan melewati semacam terowongan yang terbuat dari bambu. Di sebelah kirinya terdapat etalase kaca yang memajang beberapa buah alat musik Sasando yang berasal dari propinsi Timor sebelum menuju ruangan pamer.

Terowongan bambu

Terowongan bambu

Pajangan karya anak bangsa
Pajangan karya anak bangsa

Pajangan karya anak bangsa

Pajanagn alat musik

Pajanagn alat musik

Ada beberapa bilik menjadi arena pameran yang menampilkan beberapa barang asal berbagai daerah di Indonesia.

Saat keluar, pengunjung akan melewati dinding dengan diorama candi Borobudur. Tampak banyak pengunjung yang berpose di situ. Replika stupa yang berisi patung Budha di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri. Tentu pengunjung harus sabar antri untuk mencoba meraih patungnya.

Meraih patung Budha

Meraih patung Budha

Jalan keluar yang juga berupa ramp menurun, masih menyajikan pemandangan di salah satu sisinya. Pemandangan bangunan tinggi kota Jakarta dalam digital printing menjadi salah satu hiasan. Kemudian pengunjung akan melihat becak dari berbagai daerah dengan kekhasannya masing-masing sebagai salah satu alat transportasi tertua di Indonesia yang juga ikut ditampilkan. Sebelum meninggalkan halaman paviliun, pengunjung masih berkesempatan menikmati beberapa karya anak bangsa yang berasal dari tanah Papua.

Becak yang terpinggirkan

Becak

Karya anak bangsa Papua

Karya anak bangsa Papua

Tampak belakang Paviliun

Tampak belakang Paviliun

Apapun kesan yang diperoleh dari paviliun Indonesia di Expo 2010 Shanghai China, rasa bangga akan karya anak bangsa tetap menjadi yang utama. Berharap tahun mendatang pihak penyelenggara lebih siap memilih tema yang pas dan melibatkan berbagai pihak yang memiliki kompetensi di bidangnya.

No comments:

Post a Comment